26 Desember 2010

Gubernur Duduk di Kelas Ekonomi : (Kesaksian Taufik Ismail)

Pesawat Garuda GA 162 dari Padang, mendarat mulus di Bandara Soekarno Hatta, Senin (13/12). Saya dan istri ada di pesawat yang sama. Kami yang duduk di bagian ekonomi, tak tahu persis siapa saja gerangan yang duduk di kelas eksekutif.
Perjalanan 90 menit setelah selesai, kami harus bergegas untuk urusan masing-masing. Di antara yang bergegas itu, ada Gubernur Sumbar, Prof. Irwan Prayitno.
Para penumpang kelas eksekutif dijemput dengan mobil khusus, namun karena Irwan duduk di kelas ekonomi, maka naik buslah ia bersama-sama kami. Bergelantungan. Apa adanya.
Menurut saya ada gubernur di Indonesia yang duduk di kelas ekonomi dalam sebuah penerbangan adalah istimewa. Mungkin bagi orang lain tidak. Kabarnya Gamawan Fauzi juga begitu ketika ia jadi gubernur. Pemilik Singgalang, Basril Djabar, juga begitu, meski ia sudah jadi komisaris PT Semen Padang.
Gubernur Irwan terlihat oleh istri saya melangkah ke ruang ekonomi. Di sini rakyat badarai memilih tempat duduk, sesuai kemampuan keuangan masing-masing. Tidak seorang pun di antara kami yang akan berkecil hati, jika Irwan Prayitno, duduk di eksekutif, sebab ia gubernur. Kami bangga kalau gubernur duduk di kursi yang nyaman.
Namun saya tak percaya, kenapa ia melangkah ke ruang rakyat ini. Saya dan istri duduk di kursi 5 AB, Gubernur Irwan justru lebih ke belakang lagi, 12 C. Kami berbasa-basi sejenak, lantas Irwan meluncur ke belakang, tenggelam di kursinya.
Saya sudah lama juga hidup, sering naik pesawat bersama banyak orang dari pejabat tinggi hingga orang biasa. Bagi saya ada gubernur rendah hati seperti ini, menjadi obat. Ia tak berjarak dengan rakyat. Ia tampil apa adanya.
Begitulah ketika Garuda mendarat di Cengkareng, kami tak bisa pakai pintu garbarata, sehingga harus dijemput pakai bus besar. Semua penumpang kelas ekonomi naik ke sana. Juga Gubernur Sumbar.
Bersama kami, ia berdesak-desakan dan bergelentungan. Bagi saya ini memang luar biasa, ketika para pejabat kita merasa risih duduk di kelas ekonomi. Bagi saya ini juga sebuah keteladanan, ketika di banyak bandara, ada lahan parkir khusus untuk pejabat, persis di mulut pintu kedatangan.
Naik train
Jika di Indonesia, para menteri, kepala daerah menggunakan jasa transportasi umum dapat dinilai sebagai hal yang luar biasa. Tidak demikian halnya di negara-negara maju di Eropa, seperti Belanda, Inggris dan Jerman.
Dalam keseharian, belakangan ini, pemandangan seperti itu di negara-negara yang disebutkan tadi bukanlah pemandangan yang aneh. Bahkan, mereka menggunakan transportasi umum tanpa pengawalan.
Di Eropa sana, menteri, gubernur maupun walikota sudah terbiasa naik train, bus. Sedangkan mobil dinas mereka diperlukan sewaktu-waktu untuk mengangkut dokumen-dokumen sang mentri maupun kepala daerah.
Menurut Willy Laurens, 61, pengusaha nasional Belanda, yang merupakan indo Belanda Depok, belakangan ini pemerintah setempat menganjurkan para menteri untuk menggunakan transportasi umum, hal itu dilakukan untuk mengurangi defisit anggaran. Belanda tahun ini mengalami defisit anggaran untuk bidang militer. Sedangkan Jerman dan Inggris melakukan pengurangan defisit anggaran hingga 40 persen untuk periode 2010-2014, sebagai bagian dari upaya konsolidasi fiskal.
(Taufiq Ismail seperti dituturkan pada susilo abadi piliang)

Sumber : http://www.hariansinggalang.co.id/sgl.php?module=detailberita&id=2466

24 Desember 2010

BAZIS DKI Peroleh IMZ Award

Badan Amil Zakat, Infaq Shadaqah (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta mendapat penghargaan IMZ (Indonesia Magnificence of Zakat) Award pada kategori Badan Amil Zakat Provinsi.

Selain BAZIS DKI, mantan wakil presiden RI, M Jusuf Kalla juga terpilih sebagai Pengusaha Peduli Zakat untuk kategori individu di ajang Apresiasi Prestasi Insan Zakat Nasional dan Internasional yang digelar oleh Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ)di Jakarta, Selasa (21/12) malam.

Menurut Direktur Utama IMZ, Nana Mintarti, IMZ award merupakan apresiasi atas kerja-kerja yang telah dilakukan lembaga pengelola zakat dan para pegiat zakat di seluruh dunia yang telah menunjukkan kegigihan memperjuangkan zakat sebagai ornamen penting perubahan kehidupan masyarakat ke arah lebih baik.

Tujuannya, mendorong stake holder zakat untuk semakin meningkatkan kinerjanya dalam melayani masyarakat. Selain itu, sekaligus sebagai kampanye kepada masyarakat luas tentang perkembangan dunia zakat saat ini.Diharapkan kepedulian masyarakat terhadap dunia zakat meningkat,kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Forum Zakat (FOZ), Ahmad Juwaini, berharap kegiatan apresiasi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang urgensi dan peran penting zakat. Di saat yang sama IMZ Award diharapkan mampu memacu perbaikan tata kelola organisasi pengola zakat (opz) agar potensi zakat yang ada bisa diberdayakan maksimal.

FOZ, kata Juwaini, terbuka pada siapapun untuk memberi apreesiasi. Dengan demikian dalam upaya memperbaiki pengolaaan zakat agar lebih profesional dan akuntabel bisa ditingkatkan.

Berikut ini daftar lengkap penerima IMZ Awar 2010 : Kategori Organizational Management: Dompet Dhuafa; Ketagori Pertumbuhan Dana Penghimpunan: Rumah Zakat; Kategori Program Pendayagunaan (Ekonomi) : KUM3-Baitul Maal Muamalat; Kategori Program Pendayagunaan (Pendidikan) : Sekolah Juara-Rumah Zakat; Kategori Program Pendayagunaan (Kesehatan) : Layanan Kesehatan Cuma-cuma-DD; Kategori Prgram Manejemen Kebencanaan : Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU); Kategori Pengembangan Media dan Publikasi: LAZIS Muhammadiyah; Kategori Kreativitas Sosialisasi Zakat : Baznas; Kategori BAZ Provinsi : BAZIS Prov DKI Jakarta; Kategori BAZ Kabupaten / Kota : Bazda Kab Lebak; Kategori Grant Making Zakat Organization : BAMUIS BNI; Kategori Mutu Layanaan Zakat Perbankan Syariah : BNI Syariah; International Distinguished Award : Majelis Ugama Islam Singapura dan Pusat Pungutan Zakat Malaysia. Sedangkan dari kategorui individu selain mantan wapres, Jusuf Kalla, penghargaan diberikan kepada Erie Sudewo sebagai Tokoh Zakat dan alm Prof Dr Sjechul Hadi Purnomo kategoru Lifetime Achievment. (dik)

04 Desember 2010

40 Orang Terkaya Indonesia 2010

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang pergantian tahun, majalah Forbes kembali merilis daftar 40 orang terkaya di Indonesia pada 2010.

Pemilik Grup Djarum, R Budi dan Michael Hartono, masih nomor satu terkaya di Indonesia dengan kekayaan sekitar 11 miliar dollar AS atau sekitar Rp 100,1 triliun (kurs Rp 9.200 per dollar AS).

Kekayaan orang-orang kaya Indonesia ini pun meningkat tajam dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu kekayaan pemilik Grup Djarum ini sekitar 8 miliar dollar AS.

Secara keseluruhan, kekayaan 40 orang terkaya Indonesia ini mencapai 71 miliar dollar AS atau naik 29 miliar dollar AS dibandingkan dengan tahun lalu yang 42 miliar dollar AS.

Naiknya kekayaan para taipan Indonesia ini disebabkan harga komoditas, seperti hasil tambang batubara dan minyak sawit, yang sedang membaik.

Ini terlihat dari masuknya salah seorang taipan baru ke dalam 40 orang terkaya Indonesia ini, yaitu pengusaha tambang batubara Kiki Barki. Pemilik PT Harum Energy Tbk ini menyodok ke urutan ke-11 orang terkaya Indonesia dengan total kekayaan 1,7 miliar dollar AS.

Berikut 40 orang terkaya versi Forbes:
1. R Budi & Michael Hartono 11 miliar dollar AS
2. Susilo Wonowidjojo 8 miliar dollar AS
3. Eka Tjipta Widjaja 6 miliar dollar AS
4. Martua Sitorus 3,2 miliar dollar AS
5. Anthoni Salim 3 miliar dollar AS
6. Sri Prakash Lohia 2,65 miliar dollar AS
7. Low Tuck Kwong 2,6 miliar dollar AS
8. Peter Sondakh 2,4 miliar dollar AS
9. Putra Sampoerna 2,3 miliar dollar AS
10. Aburizal Bakrie 2,1 miliar dollar AS
11. Kiki Barki 1,7 miliar dollar AS
12. Eddy William Katuari 1,65 miliar dollar AS
13. Edwin Soeryadjaya 1,6 miliar dollar AS
14. Boenjamin Setiawan 1,5 miliar dollar AS
15. Garibaldi Thohir 1,45 miliar dollar AS
16. Sukanto Tanoto 1,4 miliar dollar AS
17. Theodore Rachmat 1,35 miliar dollar AS
18. Chairul Tanjung 1,25 miliar dollar AS
19. Murdaya Poo 1,15 miliar dollar AS
20. Ciliandra Fangiono 1,1 miliar dollar AS
21. Benny Subianto 1,05 miliar dollar AS
22. Arifin dan Hilmi Panigoro 985 juta dollar AS
23. Sjamsul Nursalim 850 juta dollar AS
24. Agus Lasmono Suwikatmono 845 juta dollar AS
25. Kartini Muljadi 840 juta dollar AS
26. Tahir 805 juta dollar AS
27. Sandiaga Uno 795 juta dollar AS
28. Mochtar Riady 730 juta dollar AS
29. Ciputra 725 juta dollar AS
30. Hashim Djojohadikusumo 680 juta dollar AS
31. Harjo Sutanto 650 juta dollar AS
32. Trihatma Haliman 600 juta dollar AS
33. Hary Tanoesudibjo 595 juta dollar AS
34. Kusnan dan Rusdi Kirana 580 juta dollar AS
35. Wiwoho Basuki Tjokronegoro 575 juta dollar AS
36. Engki Wibowo dan Jenny Quantero 560 juta dollar AS
37. Husain Djojonegoro 545 juta dollar AS
38. Eka Tjandranegara 525 juta dollar AS
39. Sutanto Djuhar 490 juta dollar AS
40. Prajogo Pangestu 455 juta dollar AS

sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...ya.Indonesia-5